Umpan Balik yang Efektif bagi Siswa
Umpan
balik merupakan sebuah proses di kelas yang telah menjadi daya tarik
tersendiri bagi para peneliti praktik pembelajaran sejak tahun 1970-an
hingga sekarang ini. Secara konsisten, para peneliti telah menemukan
bukti-bukti bahwa ketika guru mampu menggunakan prosedur umpan balik
yang efektif ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswanya. Bahkan,
hasil studi yang dilakukan Bellon, Bellon, dan Blank menunjukkan bahwa
dibandingkan dengan berbagai perilaku mengajar lainnya, pemberian umpan
balik akademik ternyata lebih berkorelasi dengan prestasi belajar
siswa. Dengan tanpa memandang kelas, status sosial ekonomi, ras, atau
keadaan sekolah korelasi ini cenderung konsisten. Ketika umpan balik dan
prosedur korektif digunakan secara tepat ternyata sebagian besar siswa
dapat meningkatkan prestasi belajarnya hingga di atas 20% .
Umpan balik yang efektif merupakan bagian
integral dari sebuah dialog instruksional antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, maupun siswa dengan dirinya sendiri, dan bukanlah
sebuah praktik yang terpisahkan.
Terkait dengan umpan balik yang efektif ini, Black dan Wiliam mencatat tiga komponen penting yaitu:
(1) Recognition of the desired goal.
Umpan balik diberikan sebagai respons
atas kinerja siswa. Kinerja siswa adalah kesanggupan siswa untuk dapat
menunjukkan penguasaannya atas berbagai tujuan pembelajarannya. Guru
harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara
jelas dan dapat mengkomunikasikannya pada awal pembelajaran, baik
tentang wilayah materi, indikator kurikuler maupun penguasaan tujuan.
Salah satu metode yang cukup efektif
untuk memastikan bahwa siswa memahami tujuan pembelajarannya yaitu
dengan cara melibatkan mereka dalam menetapkan “kriteria keberhasilan”
yang bisa dilihat atau didengar. Misalnya, guru dapat memperlihatkan
beberapa contoh produk sebagai tujuan pembelajaran yang patut ditiru
oleh para siswa, menunjukkan kalimat-kalimat yang benar dengan ditulis
menggunakan huruf kapital, kesimpulan yang diambil dari data, penyajian
tabel atau grafik dan sejenisnya.
Apabila para siswa telah dapat memahami
tentang kriteria keberhasilan pembelajarannya, mereka akan terbantu
untuk mengarahkan belajarnya dan mereka akan lebih mampu untuk
melaksanakan proses pembelajarannnya
Selain memberikan pemahaman yang jelas
tentang tujuan pembelajaran, guru juga perlu memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memahami indikator dari tingkat penguasaan tujuan
pembelajarannya, baik secara lisan, tertulis maupun dalam bentuk
lainnya.
(2) Evidence about present position
Istilah ”bukti” di sini menunjuk kepada
informasi atau fakta tentang kinerja yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran, khusunya tentang sejauhmana tujuan pembelajaran telah
tercapai dan sejauhmana tujuan pembelajaran itu belum tercapai.
Grant Wiggin mengemukakan bahwa umpan
balik bukanlah tentang pemberian pujian atau celaan, persetujuan atau
ketidaksetujuan, tetapi sebagai usaha untuk memberikan nilai atau makna.
Umpan balik pada dasarnya bersifat netral yang menggambarkan apa yang
telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Selain itu, bahwa umpan balik
juga harus bersifat obyektif, deskriptif dan disampaikan pada waktu
yang tepat yakni pada saat tujuan pembelajaran masih segar dalam benak
siswa.
Salah satu cara pemberian umpan balik
yang cukup bermakna yaitu dengan membandingkan produk siswa dengan
kriteria keberhasilan telah telah dikomunikasikan sebelumnya. Contoh
sederhana pemberian umpan balik yaitu dengan membuat sebuah format
tentang “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam daftar tersebut, guru
dapat memberikan tanda + (plus) untuk menunjukkan tentang kriteria yang
telah berhasil dipenuhi siswa dan memberikan catatan tertentu untuk yang
belum dipenuhinya.
(3) Some understanding of a way to close the gap between the two.
Umpan balik yang efektif yaitu harus
dapat memberikan bimbingan kepada setiap siswa tentang bagaimana
melakukan perbaikan. Black dan Wiliam menegaskan bahwa setiap siswa
harus diberi bantuan dan kesempatan untuk melakukan perbaikan. Guru
tidak hanya memberikan umpan balik yang mencerminkan tentang kinerja
yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga harus
dapat memberikan strategi dan tips tentang cara yang lebih efektif untuk
mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang
diterimanya.
Wiggins meyakini bahwa melalui siklus
umpan balik ini dapat menghasilkan keunggulan kinerja siswa. Oleh karena
itu, siswa harus senantiasa memiliki akses rutin terhadap kriteria dan
standar-standar tugas yang harus dituntaskannya; mereka juga harus
memperoleh umpan balik dalam upaya menyelesaikan tugas-tugasnya, mereka
harus memiliki kesempatan untuk memanfaatkan umpan balik untuk
memperbaiki kerjanya serta mengevaluasi kembali terhadap standar
Terjemahan bebas dari judul asli : Providing Students with Effective Feedback. Academic Leadership Jounal online Volume 4 – Issue 4 Feb 12, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar