Tentang Bimbingan Dan Konseling
Sabtu, 15 Februari 2014
Jumat, 06 Juli 2012
Program Bimbingan dan Konseling
A. Program Bimbingan dan Konseling
Program
pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan
kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui
aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1)
empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format
kegiatan, sasaran pelayanan (4) , dan (5) volume/beban tugas konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling
pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan
antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan
dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan
ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan
fasilitas sekolah/ madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
- Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
- Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
- Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
- Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
- Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) >Bimbingan dan Konseling.
B. Manajemen Bimbingan dan Konseling
Secara keseluruhan manajemen Bimbingan
dan Konseling mencakup tiga kegiatan utama, yaitu : (1) perencanaan; (2)
pelaksanaan, dan (3)penilaian
1. Perencanaan
Perencanaan kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke
dalam program semesteran, bulanan serta mingguan. Perencanaan kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling harian yang merupakan penjabaran dari
program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang
masing-masing memuat: (a) sasaran layanan/kegiatan pendukung; (b)
substansi layanan/kegiatan pendukung; (c) jenis layanan/kegiatan
pendukung, serta alat bantu yang digunakan;(d pelaksana layanan/kegiatan
pendukung dan pihak-pihak yang terlibat; dan (e) waktu dan tempat.
Rencana kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas
untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab
konselor. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung Bimbingan
dan Konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran. Volume
keseluruhan kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam satu minggu
minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/
madrasah.
B. Pelaksanaan Kegiatan
Bersama pendidik dan personil
sekolah/madrasah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan
keteladanan. Program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang direncanakan
dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran,
substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Bimbingan
dan Konseling dapat dilakukan di dalam dan di luar jam pelajaran, yang
diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/madrasah.
Pelaksanaan kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah dapat
berbentuk: (1) kegiatan tatap muka secara klasikal; dan (2) kegiatan non
tatap muka. Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik
untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran,
penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain
yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal
adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan secara
terjadwal. Sedangkan kegiatan non tatap muka dengan peserta didik untuk
menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan
data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus.
Kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah dapat berbentuk
kegiatan tatap muka maupun non tatap muka dengan peserta didik, untuk
menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan
kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang
dapat dilaksanakan di luar kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung
Bimbingan dan Konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen
dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas. Kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling di luar jam pembelajaran
sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan Bimbingan
dan Konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan
sekolah/madrasah. Setiap kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling
dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG)..
C. Penilaian Kegiatan
Penilaian kegiatan bimbingan dan
konseling terdiri dua jenis yaitu: (1) penilaian hasil; dan (2)
penilaian proses. Penilaian hasil kegiatan pelayanan Bimbingan dan
Konseling dilakukan melalui:
- Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.
- Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
- Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung Bimbingan dan Konseling terhadap peserta didik.
Sedangkan penilaian proses dilakukan
melalui analisis terhadap keterlibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum
di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi
pelaksanaan kegiatan.
Hasil penilaian kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling dicantumkan dalam LAPELPROG Hasil kegiatan
pelayanan Bimbingan dan Konseling secara keseluruhan dalam satu semester
untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
10 Cara Meningkatkan Inovasi
Untuk
menghadapi dinamika perubahan dan kompetisi yang sangat tajam dan ketat
dan demi keberangsungan hidup organisasi itu sendiri, maka setiap
orang dalam organisasi dituntut untuk dapat berfikir dan bertindak
secara inovatif. Paul Sloane dalam sebuah tulisannya mengetengahkan 10
cara untuk meningkatkan inovasi dalam suatu organisasi, yakni:
1. Memiliki visi untuk berubah
Jangan berharap suatu tim akan menjadi
inovatif apabila mereka tidak mengetahui tujuan yang hendak dicapai ke
depan. Inovasi harus memiliki tujuan dan seorang pemimpin harus mampu
menyatakan dan mendefinisikan tujuan secara jelas sehingga setiap orang
dapat memahami dan mengingatnya. Para pemimpin besar banyak meluangkan
waktu untuk menggambarkan dan menjelaskan visi, tujuan dan tantangan
masa depan kepada setiap orang . Mereka berusaha meyakinkan setiap orang
akan peran pentingnya dalam upaya mencapai visi dan tujuan, serta dalam
menghadapi berbagai tantangan. Mereka mengilhami kepada setiap orang
untuk menjadi enterpreneur yang bersemangat dan menemukan cara-cara yang
inovatif untuk memperoleh kesuksesan.
2. Memerangi ketakutan akan perubahan
Para pemimpin inovatif senantiasa
mengobarkan semangat pentingnya perubahan. Mereka berusaha menggantikan
kepuasan atas kemapanan yang ada dengan kehausan akan ambisi. Mereka
akan berkata, ” Saat ini kita memang sedang melakukan hal yang baik,
tetapi kita tidak boleh berhenti dan berpuas diri dengan kemenangan yang
ada, kita harus melakukan hal-hal yang lebih baik lagi”. Mereka
menyampaikan pula bahwa saat ini kita sedang melakukan suatu spekulasi
baru yang penuh resiko, dan jika kita tidak bergerak maka akan jauh
lebih berbahaya. Mereka memberikan gambaran menarik tentang segala
sesuatu yang hendak diraih pada masa mendatang. Oleh karena itu,
satu-satunya cara menuju ke arah sana yaitu dengan berusaha memeluk
perubahan.
3. Berfikir Seperti Pemodal yang Berani Mengambil Resiko
Seorang pemodal yang berani mengambil
resiko akan menggunakan pendekatan portofolio, berusaha mencari
keseimbangan antara kegagalan dengan kesuksesan. Mereka senang
mempertimbangkan berbagai usulan atau gagasan tetapi tetap merasa nyaman
dengan berbagai pemikiran yang menggambarkan tentang
kegagalan-kegagalan yang mungkin akan diterima.
4. Memiliki Suatu Rencana Usulan yang Dinamis
Anda harus memfokus pada rencana usulan
yang benar-benar hebat, setiap rencana mudah dilaksanakan, sumber
tersedia dengan baik, responsif dan terbuka untuk semuanya. Berikan
penghargaan dan respons yang wajar kepada karyawan serta para senior
harus memliki komitmen agar karyawan tetap dapat menjaga kesegarannya
dalam melaksanakan setiap pekerjaan.
5. Mematahkan Aturan
Untuk mencapai inovasi yang radikal, Anda
harus memiliki keberanian manantang berbagai asumsi aturan yang ada di
sekitar lingkungan. Bisnis bukan seperti permainan olah raga yang
selalu terikat dengan aturan dan keputusan wasit, tetapi bisnis tak
ubahnya seperti seni, yang di dalamnya memiliki banyak kesempatan untuk
berfikir secara lateral, sehingga mampu menciptakan cara-cara baru
tentang aneka benda dan jasa yang diinginkan para pelanggan.
6. Beri Setiap Orang Dua Pekerjaan
Berikan setiap orang dua pekerjaan pokok.
Mintalah kepada mereka untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari mereka
secara efektif dan pada saat yang bersamaan kepada mereka diminta pula
untuk menemukan cara-cara baru dalam melaksanakan pekerjaannya.
Doronglah mereka untuk bertanya pada diri sendiri tentang apa sebenarnya
tujuan esensial dari peran saya? Hasil dan nilai riil apa yang bisa
saya berikan kepada klien saya, baik internal maupun eksternal? Apakah
ada cara yang lebih baik untuk memberikan dan mencapai nilai atau tujuan
tersebut? Dan jawabannya selalu mengatakan “YA”. Tetapi, kebanyakan
orang tidak pernah atau jarang menanyakan hal-hal seperti itu.
7. Kolaborasi
Beberapa eksekutif perusahaan memandang
kolaborasi sebagai kunci sukses dalam inovasi. Mereka menyadari bahwa
tidak semua dapat dilakukan hanya dengan mengandalkan pada sumber-sumber
internal. Oleh karena itu, mereka melihat dunia luar dan mengajak
organisasi lain sebagai mitra, sehingga bisa saling bertukar pengalaman
dan keterampilan dalam team.
8. Menerima kegagalan
Pemimpin inovatif mendorong terbentuknya
budaya eksperimen. Setiap orang harus dibelajarkan bahwa setiap
kegagalan merupakan langkah awal dari perjalanan jauh menunju
kesuksesan. Untuk menjadi orang benar-benar cerdas dan tangkas, setiap
orang harus diberi kebebasan berinovasi, bereksperimen dan memperoleh
kesuksesan dalam melakukan pekerjaannya, termasuk didalamnya mereka juga
harus diberi kebebasan akan kemungkinan terjadinya kegagalan.
9. Membangun prototipe
Anda harus berani mencobakan suatu ide
baru yang biaya dan resikonya relatif rendah ke dalam pasar (dunia
nyata), kemudian lihat apa reaksi dari pelanggan dan orang-orang. Di
sana sesungguhnya Anda akan lebih banyak belajar tentang dunia nyata,
dibandingkan jika Anda hanya melakukan uji coba dalam laboratorium atau
terfokus pada sekelompok orang saja.
10. Bersemangat
Anda harus fokus terhadap segala sesuatu
yang ingin dirubah. Siap dan senantiasa bergairah dan bersemangat dalam
menghadapi dan menanggulangi berbagai tantangan. Energi dan semangat
yang Anda miliki akan menular dan mengilhami setiap orang. Tak ada
gunanya jika Anda mengisi bus dengan penumpang yang selalu merasa asyik
dengan dirinya sendiri. Anda membutuhkan dan menghendaki orang-orang
dan para pendukung Anda dengan semangat yang berkobar-kobar. Anda
mengharapkan setiap orang dapat meyakini bahwa upaya mencapai tujuan
merupakan sesuatu yang amat penting dan bermanfaat.
Jika Anda menghendaki setiap orang dapat
terinpirasi untuk menjadi inovatif, merubah cara-cara yang biasa mereka
lakukan, dan untuk mencapai hasil yang luar biasa, maka Anda mutlak
harus memiliki semangat yang menyala-nyala tentang apa yang Anda yakini
dan Anda harus dapat mengkomunikasikannya setiap saat ketika Anda
berbicara dengan orang.
Guru yang Selalu Dikagumi dan Dikenang Muridnya
HYMNE GURU
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
——————–
Jika
disimak lebih dalam lirik hymne guru di atas, kita bisa melihat pesan
tentang sosok seorang guru yang selalu dikenang oleh murid-muridnya
yakni guru yang berbakti mengabdikan diri untuk memberikan cahaya dalam
kegelapan dan memberikan kesejukan hati dan pikiran bagi para muridnya.
Saya yakin bahwa setiap orang pasti akan
memiliki kenangan tersendiri terhadap guru-gurunya tatkala kita berada
di jenjang pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA bahkan hingga ke PT. Dari
sejumlah guru yang pernah mengajar dan mendidik kita, pasti kita akan
menemukan salah seorang guru atau lebih yang benar-benar kita rasakan
sebagai seorang guru yang dianggap telah berjasa besar dalam mewarnai
perjalanan hidup kita.
Dengan tidak bermaksud mengesampingkan
jasa para guru saya yang lainnya, salah seorang guru yang saya kagumi
dan senantiasa hidup dalam sanubari adalah Ibu Astirah (alm.), guru saya
ketika masih duduk di bangku SD. Di mata saya, beliau adalah seorang
guru yang telah memberikan dasar bagi hidup saya hingga saat ini.
Masih terkenang dalam benak saya, jika
saya berhasil menjawab pertanyaan atau mengerjakan suatu tugas yang
diberikan, dengan segenap kasih sayangnya beliau selalu mengelus-elus
kepala atau punggung saya. Beliau juga sering memberi kesempatan kepada
saya untuk “belajar menguji diri”, misalnya mengikutsertakan saya dalam
berbagai lomba kesiswaan, untuk tingkat kecamatan maupun kabupaten.
Yang lebih berkesan, ketika beliau
menyertakan saya dalam acara lomba paduan suara di kecamatan saya,
padahal mungkin beliau tahu kalau urusan tarik suara, saya tidak begitu
bagus, tetapi beliau meyakinkan saya bahwa saya bisa. Mungkin karena
bernyanyi secara keroyokan, akhirnya tim paduan saya berhasil menjuarai
lomba dan melaju ke kejuaraan tingkat kabupaten, mewakili kecamatan saya
.
Dari sanalah saya mulai punya keyakinan,
bahwa saya sesungguhnya bisa berkesenian, meski dalam bersenandung saya
tergolong lemah tetapi untuk bermain alat musik gitar setingkat RT,
saya masih berani diadu .
Ketika di SMP, SMA dan PT, saya pun
menjumpai guru-guru yang selalu saya kenang dan saya kagumi, tetapi
karena ruang yang terbatas mohon maaf tidak dapat saya kemukakan di
sini.
Mungkin ada benarnya apa yang dikatakan oleh Joel, bahwa ada 5 ciri guru yang hebat, yaitu:
- Inspired me and never let me settle for anything less than my best
- Compassionate, caring, made me feel important and welcomed, made a personal connection with me
- Were demanding, pushed me hard
- Had a great sense of humor
- Knowledge of the subject matter (informasinya dapat dilihat DI SINI)
Sungguh beruntung, kelima ciri tersebut
tampaknya telah saya dapatkan dari beberapa guru yang hingga saat ini
selalu saya kagumi dan terkenang dalam sanubari saya. Selanjutnya,
dalam hati kecil saya berkata: Bisakah saya menjadi guru yang hebat
seperti beliau-beliau? Apa yang dikenang oleh murid-murid saya dari apa
yang telah saya berikan? Tentu saja, saya berharap semoga saya bisa
mengikuti jejak beliau dan masih dalam suasana peringatan Hari Guru ini,
ijinkan saya untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada
guru-guru saya yang telah memberikan inspirasi hidup bagi saya, baik
yang disampaikan melalui ungkapan kata maupun perbuatan. Semoga Allah
SWT membalas segala jasa yang telah diberikan. Semoga pula kita dapat
menjadi guru yang selalu dikagumi dan dikenang sepanjang masa oleh
murid-murid kita. Amin.
Sumber:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/11/28/guru-yang-selalu-dikagumi-dan-dikenang-muridnya/
Anda punya pengalaman yang indah dengan guru-guru Anda? Silahkan sampaikan dalam ruang komentar ini!
Fenomena Kiamat 2012
Jakarta
(ANTARA News) – Seorang peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) menyatakan fenomena meningkatnya aktivitas matahari
yang menurut ramalan suku Maya terjadi pada 2012 tidak perlu
dikhawatirkan apalagi dihubungkan dengan hari kiamat.
Peneliti astronomi dan astrofisik Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang baru saja dikukuhkan
sebagai profesor riset Indonesia Dr Thomas Djamaluddin Msc, Rabu,
menyatakan tidak ada yang istimewa dari fenomena alam 2012 itu karena
hanya siklus 11 tahunan meningkatnya aktivitas matahari.
“Fenomena 2012 yang menghebohkan
masyarakat lebih banyak berawal dari ramalan suku Maya, bukan berasal
dari alasan ilmiah. Kalau kemudian memang ada fenomena 2012 alasan
ilmiahnya apa? Tapi yang lebih banyak diungkapkan justru bukan
sainsnya,” kata Thomas usai dikukuhkan sebagai profesor riset di kantor
Lapan Jakarta.
Menurut Thomas, fenomena aktivitas puncak
matahari sebelumnya diperkirakan terjadi pada 2011, namun titik
minimumnya bergeser sehingga diperkirakan terjadi pada 2012. Namun,
sekarang pun ada pergeseran lagi sehingga kemungkinan terjadi pada 2013.
Secara alamiah, tegas Thomas, tidak ada
yang istimewa karena itu merupakan siklus 11 tahunan. “Terakhir terjadi
pada 1989 kemudian pada 2000, dan nanti 2012 atau 2013 akan terjadi
lagi.”
Orang kemudian mengkhawatirkan terjadi
badai matahari, padahal tidak akan ada badai matahari dahyat yang
menimbulkan dampak parah.
Badai matahari pada dasarnya adalah
fenomena bumi yang sering terjadi bukan saja saat aktivitas matahari
mencapai puncak, tetapi saat aktivitas mulai naik hingga turun lagi
tetap ada badai matahari.
Artinya memang frekuensi kejadiannya
lebih banyak pada saat puncak. Tetapi, menurut Thomas, kekuatan
terbesarnya belum tentu pada saat puncak. Sering kali yang paling kuat
justru setelah puncak.
“Katakan puncak yang lalu terjadi di
2000, tetapi aktivitas matahari yang paling besar, yang paling kuat
justru terjadi pada 2003,” katanya.
Perbincangan fenomena aktivitas matahari
ini juga berkembang, yang kemudian dikaitkan lagi dengan seolah-olah
akan ada tumbukan komet.
“Itu juga secara astronomi tidak ada
buktinya. Tidak ada informasi atau perkiraan akan ada komet besar yang
menabrak bumi pada 2012. Kemudian ada lagi yang memperkirakan ada planet
Nibiru, padahal planet Nibiru tidak dikenal dalam astronomi,” jelas
Thomas.
Berbagai perbincangan mengenai fenomena
2012, seperti seolah-olah berdasarkan teori astronomi ada asteroid besar
yang akan menghantam bumi, sama sekali tidak punya dasar atau tidak ada
alasan astronominya.
“Jadi pada dasarnya kekhawatiran 2012
lebih banyak terkait dengan penafsiran ramalan suku Maya, dan oleh ketua
suku Maya sendiri sudah menyatakan bahwa 2012 bukan akhir dan itu
hanyalah pergantian item kalender yang biasa,” kata dia.
Menurut Thomas, dampak dari badai
matahari yang ditimbulkan dari percikan partikel matahari dan
menimbulkan medan magnit itu selama ini hanya berdampak pada keberadaan
satelit di orbit dan terhadap transformer fasilitas jaringan listrik.
Badai matahari dapat menimbulkan induksi
ke fasilitas jaringan listrik sehingga terjadi kelebihan beban dan bisa
menyebabkan trafo meledak atau terbakar.
Sampah Antariksa
Dalam orasi ilmiahnya pada pengukuhannya
sebagai profesor riset bersama Dr Ir Chunaeni Latief Msc, Thomas juga
menyatakan bahwa wilayah Indonesia yang dilalui garis ekuator cukup
panjang rentan menjadi tempat jatuhnya sampah antariksa yang sekarang
kian banyak.
“Sampah antariksa semakin lama semakin
banyak. Yang terpantau oleh sistem jaringan pemantau internasional ada
sekitar 13 ribu lebih dan ancamannya bisa mengganggu satelit aktif. Dan
salah satunya pernah, sampah antariksa bekas satelit Rusia menabrak
satelit aktif karena semakin banyak satelit di antariksa kemungkinan
bertabrakan semakin besar,” katanya.
Indonesia yang berada di garis ekuator
memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena risiko jatuhnya sampah
antariksa dibanding kawasan lain. Oleh karena itu Indonesia harus selalu
waspada karena berada pada wilayah yang sering dilalui orbit satelit.
Hal itu harus menjadi perhatian Lapan
dalam memberikan pelayanan informasi potensi bahaya benda jatuh dari
antariksa sehingga kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
dapat dinetraliskan, demikian Thomas Djamaluddin.
Bersama Thomas, peneliti Lapan Dr Ir
Chunaeni Latief Msc juga dikukuhkan sebagai profesor riset dalam bidang
Opto Elektronika dan Aplikasi Laser. Dalam orasinya ia lebih mencermati
kandungan dan efek emisi gas rumah kaca (CO2) dan pemanfaatan instumensi
Satklim LPN-1A untuk penelitiannya yang bermanfaat bagi dunia
penerbangan, dan kajian pemanasan global.(*)
Sumber: antaranews.com
Tentang Pendidikan Sepanjang Hayat
Bahwa
manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai
suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan,
kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka
selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas
pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti
saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut untuk
menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan
jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada sekolah. Sistem
sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri
dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini,
dan tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau tutuntutan manusia
yang makin meningkat. Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat
pendidikan dari sejak kanak-kanak sampai dewasa, tidak akan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang sangat
pesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang
fleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara
terus menerus.
Menurut konsep pendidikan sepanjang
hayat, kegiatan-kegiatan pendidikan dianggap sebagai suatu keseluruhan.
Seluruh sektor pendidikan merupakan suatu sistem yang terpadu. Konsep
ini harus disesuaikan dengan kenyataan serta kebutuhan masyarakat yang
bersangkutan. Suatu masyarakat yang telah maju akan memiliki kebutuhan
yang berbeda dengan masyarakat yang belum maju. Apabila sebahagian besar
masyarakat suatu bangsa masih yang banyak buta huruf, maka upaya
pemeberantasan buta huruf di kalangan orang dewasa mendapat prioritas
dalam sistem pendidikan sepanjang hayat. Tetapi, di negara industri yang
telah maju pesat, masalah bagaimana mengisi waktu senggang akan
memperoleh perhatian dalam sistem ini.
Pendidikan bukan hanya berlangsung di
sekolah. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan
berlangsung sampai manusia meninggal dunia, sepanjang ia mampu menerima
pengaruh-pengaruh. Oleh karena itu, proses pendidikan akan berlangsung
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan
utama bagi proses perkembangan seorang individu sekaligus merupakan
peletak dasar kepribadian anak. Pendidikan anak diperoleh terutama
melalui interaksi antara orang tua – anak. Dalam berinteraksi dengan
anaknya, orang tua akan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu sebagai
perwujudan pendidikan terhadap anaknya.
Pendidikan di sekolah merupakan
kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga tempat dimana
terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah
diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada
di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan
kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan
dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan
budayanya. Dalam kehidupan modern seperti saat ini, sekolah merupakan
suatu keharusan, karena tuntutan-tuntutan yang diperlukan bagi
perkembangan anak sudah tidak memungkinkan akan dapat dilayani oleh
keluarga. Materi yang diberikan di sekolah berhubungan langsung dengan
pengembangan pribadi anak, berisikan nilai moral dan agama, berhubungan
langsung dengan pengembangan sains dan teknologi, serta pengembangan
kecakapan-kecakapan tertentuyang langsung dapat dirasakan dalam
pengisian tenaga kerja.
Pendidikan di masyarakat merupakan bentuk
pendidikan yang diselenggarakan di luar keluarga dan sekolah. Bentuk
pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan
khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di
masyarakat. Phillip H.Coombs (Uyoh Sadulloh, 1994:65) mengemukakan
beberapa bentuk pendidikan di masyarakat, antara lain : (1) program
persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah;
(2) program pemberantasan buta huruf; (3) penitipan bayi dan penitipan
anak pra sekolah; (4) kelompok pemuda tani; (5) perkumpulan olah raga
dan rekreasi; dan (6) kursus-kursus keterampilan.
Langganan:
Postingan (Atom)